Senin, 31 Mei 2010

Garang Asem Telur Asin

Kudus. Menu tradisional satu ini sebenarnya merupakan hasil modifikasi dan kolaborasi dari menu yang sebelumnya masih populer di telinga masyarakat, baik di Kudus maupun mereka yang datang dari luar kota.

Tetapi pada kenyataannya menu tersebut juga banyak digemari meskipun masih sedikit yang mengetahuinya. Maklumlah penjualanya pun hanya ada satu. Nama menu tersebut adalah garang asem telur asin.

Rasa dari kuliner tradisional yang bisa dijadikan alternatif pilihan saat bersantap ini memang tergolong unik meskipun hanya dikolaborasikan dengan telur asin, namun rasanya tidak kalah lezatnya dengan garang asem ayam yang sudah banyak dijual.

Bahkan bumbu yang dipakainya pun cukup hampir sama. Tetapi ada salah satu resep rahasia yang tidak bisa diungkapkan yang membuat kolaborasi antara telur asin dengan kuah garang asem tersebut, dan itu hanya bisa dilakukan oleh pemilik warung makan yang berada di Jalan Veteran nomor 25 Kudus, yaitu pasangan Teguh Wiyono dan Ari Suharyani.

Awal dari pembuatan menu ini sendiri karena ada keinginan mereka untuk menambah menu makan yang ada di warung makannya, maklumlah setiap jam makan siang warungnya selalu ramai. "Kuliner ini kami buat karena sudah jenuh dengan menu daging ayam, oleh karena itu kami mempunyai ide untuk menciptakan menu yang beda dengan cara memodifikasinya, yaitu mengganti daging ayam yang lazim digunakan untuk menu garang asem dengan telur asin," kata Ari.

Sebenarnya tidak ada yang sulit membuat kuliner tradisional satu ini, hanya saja seluruh pembuatannya dilakukan dengan cara-cara yang masih tardisional yaitu menggunakan kayu bakar saat memasaknya sehingga menciptakan cita rasa yang berbeda, lezat dan gurih, dan yang pasti bumbu yang dipakai semuanay alami dan tanpa penyedap rasa.

"Telur asinnya pun kami buat sendiri, karena jika membeli dari tempat lainnya kami khawatir rasanya tidak pas dengan bumbu yang terdapat kuah garang asem ini, dan inilah yang membuat berbeda dan banyak disukai konsumen," jelasnya.

Dalam sehari ia mampu membuat sekitar 30 bungkus lebih, dan biasanya saat masih hangat disajikan dalam waktu sekejap sudah habis dibeli konsumen. "Untuk satu porsi harganya Rp 3.000, dan jika ditambah nasi dan minum totalnya Rp 6.000," ujarnya.

Beberapa konsumen yang kebetulan mampir ke warung tersebut saat menyantap hidangan tersebut mengaku cukup senang, bahkan kuliner tersebut telah menjadi kuliner andalan disaat makan siang.

Menurut Herdyan dan Arie, keduanya karyawan bank swasta di Jalan A Yani, mereka mengaku menu garang asem telur asin ini menjadi makanan favorit mereka. "Rasanya lezat dan bahkan tidak cukup kalau makan satu porsi, disamping itu harganya juga cukup terjangkau," kata Herdyan.

Akri "Patrio" Digadang Cawalkot Tangsel


Satu lagi artis meramaikan bursa Pemilukada. Kali ini datang dari komedian Muhammad Akri atau yang populer dengan nama Akri "Patrio" yang saat ini sudah resmi digadangkan salah satu calon walikota Tangerang Selatan untuk menjadi calon Wakil Walikota daerah tersebut dalam Pilkada yang akan digelar pada Oktober mendatang.

Akri sendiri mengaku sudah bersedia menerima tawaran itu. Menurutnya, apabila memang diinginkan masyarakat kota Tangerang Selatan dirinya siap mendampingi H Muhammad walau hanya sebagai calon wakil walikota saja. "Ya Bismillah. Saya siap, kalau beliau (H Muhammad red) mau menggandeng."

"Ini hal yang tidak mudah karena sama saja mengemban amanah rakyat," tambahnya.

Komedian berdarah betawi yang kini telah berusia 40 tahun itu bahkan dikabarkan sudah menggalang massa untuk mensukseskan pencalonannya itu.

Sedang pasangan Pemilukada, H Muhammad mengatakan siap bersaing dalam pemilukada baik melalui jalur independen sekalipun jika memang tidak ada partai yang mau mendukungnya.


Tambah lagi nih artis "terjun" ke dunia politik........................................

Jumat, 21 Mei 2010

Senyum Orang Gila

Sebuah Esai Dari Prie G.S

Saya suka melewati jalan itu. Salah satu daya tariknya adalah karena di situ mangkal orang gila yang selalu tersenyum. Kesan pertama saya ialah, betapa senyum itu selalu memberi kesejukan bagi penontonnya, tak peduli apakah ia datang dari orang gila. Kedua, betapa senyum selalu mencerahkan wajah pelakunya.

Meskipun orang itu jelas-jelas telah divonis sebagai gila, tetapi karena selalu tersenyum, ada gambaran damai di wajahnya. Ketiga, inilah yang menurut saya utama: saya yang merasa waras saja, jarang tersenyum sebanyak itu dan semurni itu. Baik secara kuantitas maupun secara kualitas, senyum saya jelas bukan tandingannya.

Ada memang banya senyum kuantitatif di wajah saya. Tetapi itu pun jumlahnya tak seberapa. Yang tak seberapapun, itu berisi senyum-senyum yang terpaksa. Terpaksa sok sabar, sok baik dan sok ramah. Keadaan sok ini membuat diam-diam batin saya malah terancam lelah. Bibir saya tersenyum tetapi hati saya melayang entah ke mana.

Senyum itu, sejatinya nyaris lahir dari ruang hampa. Jadi, senyum kuantitatif ini cepat sekali menghilang dari wajah saya. Secepat itu datangnya, secepat itu pula perginya tanpa meninggalkan jejak apa-apa. Sungguh berbeda dari senyum orang gila yang seperti menetap selalu di bibirnya.

Selebihnya, wajah ini kembali tertarik untuk melayani soal-soal yang membuat bibir cemberut dan wajah berkerut. Pagi hari, cukup hanya dengan membaca koran pagi, kening ini sudah mulai mengernyit. Ada artis yang berdandan sebagai wanita solehah cuma gara-gara hendak mencalonkan diri sebagai petinggi dan ketika kalah cuma kembali pada dandanannya yang asli.

Atau setiap hari ada saja dikabarkan orang mati karena menenggak oplosan, sebuah kematian yang pasti tidak membanggakan bagi keluarga yang ditinggalkan. Dan intensitas ketegangan di wajah ini bisa ditingkatkan jika kita mau menonton televisi. Semua acara lengkap di dalamnya, mulai dari yang mengundang kejengkelan hingga kemarahan.

Jika senyum kuantitatif saja tak seberapa jumlahnya, lebih langka lagi pasti jumlah senyum kualitatif di wajah saya. Ia hanya datang kadang-kadang saja. Tergantung apakah hari sedang cerah. Tetapi jika rezeki sedang seret, tanggal tua, kebutuhan menumpuk, kok datang seseorang hanya untuk minta sumbangan, bisa mengepul uap di kepala saya. Tetapi itupun sudah sebab yang serius. Padahal untuk kesal, saya ini tak butuh penyulut yang serius.

Hanya karena waktu sudah mendesak, dan itupun karena kesalahan saya sendiri, istri yang bergerak terlalu lambat, anak-anak yang masih sibuk dengan ini-itunya, sudah menyulut kemarahan saya. Padahal jika pun saya benar-benar telambat, dunia ini masih baik-baik saja. Saya tidak akan dipecat dari pekerjaan apalagiketerlambatan ini tidak ada hubungannya dengan pecat-memecat. Keadaan ini hanya karena dorongan instink saya agar segera bisa sampai ke tujuan.

Jadi sikap buru-buru itu, lebih banyak tidak disebabkan oleh waktu, tetapi oleh perasaan saya sendiri. Rasa buru-buru itu memang seperti menetap di dalam sini. Ada banyak sekali persolaan hidup, termasuk di dalamnya adalah soal yang remeh-temeh cukuplah untuk mengusir senyum dari wajah saya. Maka setiap melewati jalan, di tempat orang gila itu mangkal, saya seperti menemukan kembali senyum saya yang hilang.

Ditemukan Wanita Berusia 130 Tahun di Bandung

Bandung - Petugas Sensus Kelurahan Wates Kecamatan Bandung Kidul mencatat seorang wanita berusia 130 tahun bernama Encuh. Mak Encuh tinggal di Gang Lasmi No 39 RT 2 RW 1 Kota Bandung.

Hal itu dikatakan Eem Yuliasih (52) salah satu petugas sensus saat sedang melakukan sensus di kediaman Mak Encuh.

"Saat ini usia saya 52 tahun. Saat saya usia 10 tahun, Mak Encuh ini sudah nenek-nenek. Sudah seperti ini, tidak berubah-rubah," ujarnya.

Eem mencatat Mak Encuh ini adalah warga asli di Kelurahan Wates tersebut. Mak Encuh tidak memiliki anak meski telah menikah dua kali. Kini Mak Encuh hanya ditemani salah seorang anak angkat bernama Ruika (68).

Namun meski Mak Encuh berusia 130, di lembaran sensus hanya ditulis 98 tahun. "Karena di lembaran hanya ada kolom dua digit," ujar Eem.

Dihubungi terpisah, Kepala BPS Kota Bandung Mohamad Koswara membenarkan ada seorang wanita bernama Mak Encuh yang berusia lebih dari 100 tahun.

"Dari data petugas, Mak Encuh yang berusia 130 ini, berdasarkan memang yang paling tua di Kota Bandung," jelasnya.

Sementara itu, saat ditemui di kediamannya, Mak Encuh mengaku bahwa umurnya adalah 140. "Kira-kira usia saya 140 tahun. Saya waktu itu mengalami peristiwa Bandung Lautan Api. Saya pernah menikah dua kali," ungkapnya kepada wartawan.

Sumber

Gara-gara Ninja, Tiga Perampok Lari Tunggang Langgang

Aksi tiga perampok Australia yang beraksi di dekat satu perguruan bela diri digagalkan lima ninja berpakaian hitam. Ketiga perampok yang sedang memukuli dan menendang seorang pelatih medis dari Jerman, lari tunggang-langgang ketika murid-murid perguruan ninja yang berusia 18 sampai 47 tahun bergegas ke luar gedung di dekat tempat perampokan.

Ketika itu, para murid perguruan ninja justru sedang berlatih. "Mereka semua terkesima," kata Kaylan Soto (42), yang sedang melatih murid-muridnya.

"Mereka lalu kabur. Saya tak pernah melihat orang lari secepat itu. Mestinya mereka ikut olimpiade; mereka pasti menggondol medali emas," tambahnya.

Soto mengatakan, pelatihan bela diri ninjutsunya baru saja akan mengakhiri kegiatan pada Selasa, ketika seorang muridnya keluar dan melihat ketiga pria tersebut menyerang warga negara Jerman berusia 27 tahun, yang tengah mendekati akhir pekan kedelapan kunjungan pertukaran.

"Ia memanggil saya, `Sensei (pak guru), ada orang yang dirampok di jalan di luar`," kata Soto seperti dilansir AFP.

Sementara itu, polisi mengatakan, dua pria yang berusia 16 dan 20 tahun telah dibekuk sehubungan dengan serangan itu. Polisi juga menyiarkan gambar orang ketiga yang berusia antara 15 dan 17 tahun.

Monggo cek ke sumber

Senin, 17 Mei 2010

Welcome!!!!

Selamat Datang!!! Welcome!!! Sugeng Rawuh di Blog Mas Gagah, Blog saka Cacaban.

Blog ini akan saya isi dengan artikel pengetahuan, berita, story, dll..... Juga saya akan menyediakan berbagai macam software, lagu, dan e-book (kalau lancar) :D

Doakan saja pengisian blog ini berjalan lancar ya.......

Well then, I'll keep Writing on this space...:D
 
Blog saka Cacaban | © 2010 by DheTemplate.com | Supported by Promotions And Coupons Shopping & WordPress Theme 2 Blog